Kelayakan Palangkaraya Sebagai Ibukota Kedua Republik Indonesia

Johannes, Rene (2017) Kelayakan Palangkaraya Sebagai Ibukota Kedua Republik Indonesia. Universitas Bakrie, Jakarta. (Unpublished)

[img] Text (pdf)
Kelayakan Palangkaraya Sebagai Ibukota Kedua Republik Indonesia_r4.pdf - Draft Version
Restricted to Registered users only

Download (903kB)

Abstract

Sebenarnya pemindahan ibukota bukan hal baru di dunia ini. Beberapa negara malah sudah melakukannya dan boleh dibilang berhasil dengan tumbuhnya perekono-mian. Dengan adanya pemindahan atau lebih tepatnya penambahan ibukota, maka diharapkan terjadi pemerataan dalam bidang perekonomian sekaligus menimbulkan pertumbuhan yang diharapkan. Berikut ini 10 negara yang sukses memindahan ibukotanya. 1. Abidjan ke Yamoussoukro (Pantai Gading) Pada 1983,Yamossoukro ditetapkan menjadi ibukota baru Pantai Gading meng-gantikan Abidjan. Pemindahan ini dilakukan di masa pemerintahan Presiden Felix Houphouet-Boigny yang ingin mendongkrak pembangunan di wilayah tengah negeri itu. Yamossoukro menjadi ibukota keempat Pantai Gading dalam satu abad terakhir setelah Grand-Bassam (1893), Bingerville (1900), dan Abidjan (1933). Namun, sebagian besar kegiatan perekonomian, instansi pemeritahan, dan kantor-kantor kedutaan asing masih bertahan di Abidjan. 2. Winchester ke London (Inggris) Inggris memindahkan ibukotanya dari Winchester ke London pada 1066. Kala itu proses pemindahannya berjalan mulus dan tidak menimbulkan gejolak sosial. Sebab London sendiri sudah memiliki populasi cukup besar. Kini London menjadi salah satu ibukota yang memiliki tingkat kemajuan cukup pesat. 3. Melbourne ke Canberra (Australia) Melbourne merupakan ibukota pertama sejak berdirinya negara Australia. Namun, pada 1911 pemerintahnya melakukan sayembara internasional karena ingin memilih ibukota baru. Syaratnya, kota tersebut harus memiliki taman kota dengan dana besar di pusat kotanya. Hanya Canberra yang memenuhi syarat tersebut. Alhasil pada 1927 ibukota Australia berpindah dari Melbourne ke Canberra. 4. Delhi ke New Delhi (India) India resmi memindahkan ibukotanya dari Delhi ke New Delhi pada 1911. Proses pemindahan terbilang sangat mudah, sebab kedua kota tersebut masih satu wilayah. Masyarakat New Delhi juga langsung terbiasa dengan perpindahan itu. 5. St Petersburg ke Moskow (Rusia) Negara yang saat ini masih dipimpin Presiden Vladimir Putin ini, sempat bolak-balik memindahkan ibukota negara. Awalnya Kota Moskow adalah ibukota Kerajaan Rusia sejak abad ke-14 hingga tahun 1712. Lalu kebijakan pimpinan Rusia saat itu membuat Ibukota Rusia berpindah ke St.Petersburg karena dinilai memiliki akses lebih dekat ke Eropa. Namun, pada 1918, Ibukota Rusia kembali dipindahkan ke Moskow. 6. Rio de Janeiro ke Brasilia (Brasil) Pada 21 April 1960, pemerintah Brasil meresmikan sebuah kota baru yang dinamakan Brasilia untuk menjadi pusat pemerintahan negeri itu menggantikan Rio de Janeiro. Kini Brasilia menjadi tempat institusi pemerintah federal termasuk kongres, presiden, dan Mahkamah Agung. Brasilia menjadi tempat untuk 124 kantor kedutaan besar negara-negara sahabat Brasil. Brasilia saat ini juga menjadi kota terpadat keempat di Brasil dan sudah ditetapkan menjadi situs warisan dunia UNESCO karena arsitekturnya unik. 7. Lagos ke Abuja (Nigeria) Pada 1980-an, pemerintah Nigeria membangun kota Abuja yang dirancang untuk menggantikan Lagos sebagai ibukota negeri itu. Hampir semua instansi pemerintah seperti kompleks kepresidenan, gedung parlemen, Mahkamah Agung, serta sebagian besar kota, berada di sisi selatan negara terpadat di Afrika ini. Sebagai sebuah ibukota baru, Abuja juga dibanjiri arus urbanisasi yang mendongkrak jumlah penduduknya. Abuja resmi menjadi ibukota Nigeria menggantikan Lagos pada 12 Desember 1991. 8. Yangoon ke Naypyidaw (Myanmar) Kota yang terletak 320 kilometer sebelah utara Yangoon ini resmi menjadi ibukota administratif Myanmar pada 6 November 2005. Nama Naypyidaw secara resmi diumumkan pada 27 Maret 2006, tepat di hari ulang tahun angkatan bersenjata Myanmar. Sejak pengumuman itulah pemerintah Myanmar secara resmi memindahkan ibukotanya ke Naypyidaw. Harian The Guardian menyebut kota ini sebagai proyek mercusuar pemimpin junta militer Than Shwe. Letak Naypyidaw relatif berada di tengah-tengah Myanmar sehingga menjangkau wilayah lain. Namun, sampai saat ini Myanmar masih dalam tahap untuk terus mengembangkan perekonomian bangsanya. semua ini akibat krisis politik yang berkepanjangan di bawah junta militer. 9. Almaty ke Astana (Kazakhstan) Sejak masih berada di bawah kendali Uni Soviet hingga merdeka pada 1992, Almaty selalu menjadi ibukota Kazakhstan. Namun, pada 1997 pemerintah negeri itu memindahkan ibukota ke Astana, sebuah kota modern baru di sebelah utara Almaty. Pemindahan dilakukan lantaran Almaty dianggap terlalu sempit, rawan gempa, serta berlokasi terlalu dekat dengan perbatasan negara lain. 10. Karachi ke Islamabad (Pakistan) Pada 1959, pemerintah Pakistan memutuskan memindahkan ibukotanya dari Karachi di wilayah selatan ke Islamabad di sisi utara negeri itu. Islamabad baru mulai dibangun pada 1961. Sesuai master plan, kota ini terbagi atas delapan zona yaitu administrasi, diplomatik, permukiman, pendidikan, industri, perdagangan, serta daerah pedesaan dan ruang terbuka hijau. Islamabad menjadi kota paling mahal di Pakistan dengan penduduk sebagian besar berstatus ekonomi warga menengah ke atas. Islamabad juga merupakan kota teraman di Pakistan dengan sistem pengawasan yang mengandalkan 1.900 kamera CCTV di berbagai penjuru kota.

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: Ibukota Kedua, Republik Indonesia, pemerataan dalam bidang perekonomian
Subjects: Political Science > Local government Municipal government
Scientific Paper
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial > Program Studi Akuntansi
Depositing User: Ahmad Yani
Date Deposited: 29 Aug 2017 03:36
Last Modified: 29 Aug 2017 03:36
URI: http://repository.bakrie.ac.id/id/eprint/910

Actions (login required)

View Item View Item