Menyikapi Mitos Kecantikan dan Beauty Privilage Era Digital di Indonesia

Kania, Dessy (2025) Menyikapi Mitos Kecantikan dan Beauty Privilage Era Digital di Indonesia. In: Gagasan Akademisi Maroon untuk Negeri. Universitas Bakrie Press, Jakarta, pp. 391-411. ISBN 978-602-7989-82-5 (PDF)

This is the latest version of this item.

[thumbnail of 17.Dessy Kania.pdf] Text
17.Dessy Kania.pdf - Published Version

Download (620kB)

Abstract

Kecantikan telah lama diakui sebagai atribut yang berpotensi membuka gerbang menuju berbagai kesempatan sosial dan ekonomi dalam lanskap masyarakat kontemporer, suatu fenomena yang secara akademis dikenal sebagai beauty privilege (Archer & Rodriquez, 2022). Artinya, individu yang dinilai lebih menarik secara fisik cenderung mendapatkan perlakuan yang lebih baik, mulai dari kesempatan kerja, interaksi sosial, hingga bahkan hasil keputusan perkara yang menguntungkan dirinya dalam sistem peradilan (Fadhilah et al., 2023). Survei ZAP Beauty Indeks 2024 membuktikan bahwa 96.2% perempuan Indonesia memercayai beauty privilege sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka (Arief, 2024). Fenomena beauty privilege memang tidak muncul begitu saja, melainkan berakar kuat pada konsep halo effect. Konsep ini menjelaskan mengapa individu cenderung membentuk kesan positif secara menyeluruh terhadap seseorang hanya karena mereka memiliki satu atribut yang dianggap positif, dalam hal ini, penampilan fisik yang menarik (Insan, 2023). Akibatnya, standar kecantikan yang berlaku menjadi sangat berpengaruh di kalangan mayoritas perempuan di Indonesia. Peta jalan seolah harus dibentangkan untuk mencapai standar kecantikan, dengan harapan akan membuka pintu keberuntungan dan kesempatan yang lebih luas

Item Type: Book Section
Subjects: Social Sciences
Divisions: UPT UB Press
Depositing User: Nurhakim Asad
Date Deposited: 22 Sep 2025 01:59
Last Modified: 23 Sep 2025 01:12
URI: https://repository.bakrie.ac.id/id/eprint/12687

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item