Budipriyanto, Adi and Novianti, Mirsa Diah (2019) Empty Container Reposition Dengan Mempertimbangkan Supply dan Demand Yang Bersifat Uncertain (Laporan Penelitian). Universitas Bakrie. (Unpublished)
Text
Laporan Penelitian-Empty Container Reposition-Adi Budipriyanto-Repository.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Kemampuan dan daya saing ekonomi setiap negara berbeda-beda. Perbedaan tersebut menyebabkan ketidakseimbangan jumlah barang ekspor dan impor. Kondisi ekonomi global juga berdampak terhadap ketidakseimbangan impor dan ekspor [1], [2]. Pengiriman barang secara global sebagian besar menggunakan transportasi laut [1], [3]–[6]. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% dikirim menggunakan container [3]–[5], [7]. Berdasarkan data UNCTAD tahun 2011, container yang mengalir dari Asia ke North America sebesar 12,4 juta TEUs, sebaliknya hanya 6,6 juta TEUs, tahun 2012 meningkat 13,3 juta TEUs, arah sebaliknya 6,9 juta TEUs [8]. Ketidakseimbangan ekspor-impor menyebabkan suatu pelabuhan mengalami surplus, sedangkan pelabuhan lainnya mengalami defisit. Untuk memenuhi demand, shippinglines (SL) mengirim (reposisi) container kosong (empty container-EC) dari pelabuhan surplus ke pelabuhan yang defisit. Biaya reposisi EC hampir sama dengan biaya mengirim container isi (laden container-LC) [2], [9]. Pengiriman EC juga mengurangi kapasitas kapal [10]. Container yang dikirim ke tujuan dan diterima oleh consignee melalui beberapa tahapan. EC diambil dari depot/pelabuhan dibawa menuju lokasi loading. LC dibawa ke pelabuhan untuk dikirim ke pelabuhan tujuan. Dari pelabuhan tujuan LC dibawa ke consignee. Container kemudian dibongkar dan EC dikembalikan ke pelabuhan/depot untuk disimpan sebelum digunakan oleh pengirim berikutnya. Waktu pelayaran kapal dari pelabuhan awal ke pelabuhan tujuan serta dari pelabuhan tujuan ke consignee dan kembali ke depot tidak dapat ditentukan secara pasti (uncertain). Apabila container tidak tersedia, SL memenuhi dengan sewa ke leasing. Hal yang sama juga dilakukan oleh shipper. Apabila EC tidak tersedia di SL, maka shipper dapat pindah ke SL lain, atau sewa. Keputusan shipper memilih SL atau sewa EC dipengaruhi oleh harga (price) yang ditawarkan oleh SL [10]–[12]. EC dapat disuplai dari setiap pelabuhan yang disinggahi kapal. Karena waktu pelayaran dan pengembalian EC bersifat uncertain, maka supply container juga bersifat uncertain.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Science Paper > Research Report Industrial & Manufacturing Engineering > Supply Chain Management |
Divisions: | Lembaga Penelitian dan Pengembangan |
Depositing User: | Users 2 not found. |
Date Deposited: | 13 Aug 2019 05:41 |
Last Modified: | 13 Aug 2019 05:41 |
URI: | https://repository.bakrie.ac.id/id/eprint/2471 |
Actions (login required)
View Item |