DIPLOMASI INDONESIA DALAM MENDUKUNG KEMERDEKAAN PALESTINA

Adira, Shahnaz and Harahap, Insan (2025) DIPLOMASI INDONESIA DALAM MENDUKUNG KEMERDEKAAN PALESTINA. Universitas Bakrie Press.

[thumbnail of e-Book] Text (e-Book)
Diplomasi Indonesia untuk Palestina_3.pdf - Published Version

Download (1MB)

Abstract

Palestina dan Israel merupakan dua negara yang tengah bersiteru hingga saat ini. Diketahui bahwa penyebab konflik ialah konflik perebutan wilayah yang dilakukan oleh Israel terhadap tanah Palestina. Latar belakang konflik ini dimana sejak kekalahan Ottoman, wilayah Palestina diambil alih oleh Inggris dan mendukung pendirian ‘rumah nasional’ bagi Yahudi di tanah Palestina melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1971. Konflik ini menjadi salah satu konflik yang disoroti oleh dunia internasional karena berbagai permasalahan yang timbul yang disebabkan oleh konflik ini antara lain masalah hak asasi manusia, penggunaan kekuatan militer, dan perlindungan warga sipil. Kedua negara memperebutkan satu wilayah yang dimana masing-masing dari mereka menganggap bahwa tanah tersebut merupakan tanah suci bagi agama mereka. Palestina dan Indonesia sendiri merupakan dua negara yang berhubungan baik sejak saling mengakui kemerdekaan masing-masing. Kebalikan dengan Israel, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik apapun dengan Israel dikarenakan Indonesia mendukung kemerdekaan atas Palestina dan mengutuk perbuatan Israel terhadap Palestina. Indonesia sendiri dalam bernegara menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang berarti bebas untuk menentukan sikap terhadap masalah atau konflik dunia internasional dan aktif dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan. Politik bebas aktif ini membawa Indonesia pada Gerakan Non-Blok, dimana GNK membahas mengenai isu Palestina yang diperjuangkan oleh Indonesia karena Palestina merupakan negara yang masih belum merdeka dan isu HAM, membuat isu ini kerap dibahas dalam KTT sejak tahun 1970an hingga saat ini karena dianggap sebagai penjajahan dan harus segara dihapuskan. Indonesia sendiri sudah mendukung Palestina sejak masa kepemimpinan Presiden Soekarno, karena Presiden Soekarno sendiri pun menentang kolonialisme dan imperialisme. Hal ini juga sejalan dengan amanah pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2014-2024 pun dalam pernyataan persnya menyebutkan bahwa Indonesia tidak boleh melewatkan komitmennya untuk membebaskan Palestina dari penjajahan. Dalam buku ini, akan dibahas bagaimana Indonesia melakukan diplomasinya dalam mendukung kemerdekaan Palestina, menggunakan konsep soft diplomacy yang dipopulerkan oleh Joseph S. Nye. Soft power ini terdapat tiga indikator yaitu public diplomacy, bilateral diplomacy, dan multilateral diplomacy. Diplomasi publik pada dasarnya mengelola komunikasi di antara aktor diplomatik, termasuk negara dan aktor non-negara, yang memiliki tujuan informasional atau motivasional tertentu untuk menjangkau publik asing melalui berbagai saluran komunikasi guna mempromosikan kepentingan nasional. Diplomasi bilateral adalah negosiasi langsung antara dua negara, pelaksanaan hubungan diplomatik antara dua negara secara formal melalui misi diplomatik resmi dari kedua pihak dan mengedepankan prinsip resiprositas. Kemudian diplomasi multilateral adalah diplomasi yang dilakukan setidaknya tiga negara, dan lebih banyak dilakukan melalui forum atau konferensi dunia. Indonesia tentu memiliki berbagai upaya untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Mulai dari bantuan berupa barang ataupun makanan, bantuan pelatihan, maupun bantuan untuk menyuarakan kepada dunia seberapa urgensinya masalah yang tengah dihadapi di negara timur tengah tersebut. Indonesia sebagai negara yang aktif di berbagai organisasi dunia, tentu memiliki hak untuk berbicara menyuarakan keresahannya. Jokowi selaku Presiden Indonesia dan Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri Indonesia tentunya merupakan dua orang penting yang memegang kunci dalam mendiplomasikan dukungan kemerdekaan Palestina. Selain dua tokoh negara tersebut, tentunya tokoh negara lain juga memiliki peran dalam mendiplomasikan. Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seringkali menghadiri konferensi-konferensi internasional, pertemuan internasional, dan di berbagai kesempatan lainnya untuk menyuarakan Palestina. Bantuan langsung yang diberikan pun dikirimkan kepada Palestina untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas karena serangan Israel. Indonesia bahkan pernah membangun Rumah Sakit Indonesia di Palestina tepatnya di Gaza pada tahun 2016 yang pada saat itu diserahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Berbagai macam bantuan diberikan kepada Palestina dan berbagai upaya diplomasi telah diusahakan oleh Indonesia, yang mana akan menjadi pembahasan yang dalam buku ini.

Item Type: Book
Subjects: Political Science > Governance Relation
Divisions: UPT UB Press
Depositing User: Nurhakim Asad
Date Deposited: 15 Apr 2025 09:28
Last Modified: 17 Apr 2025 01:48
URI: https://repository.bakrie.ac.id/id/eprint/11583

Actions (login required)

View Item View Item