PERBANDINGAN BEKATUL FERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI DENGAN PENDEKATAN META ANALISIS

Oktavia, Opin (2016) PERBANDINGAN BEKATUL FERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI DENGAN PENDEKATAN META ANALISIS. Tugas Akhir (S1) - thesis, UNIVERSITAS BAKRIE.

[thumbnail of Cover]
Preview
Text (Cover)
00. Cover.pdf - Submitted Version

Download (679kB) | Preview
[thumbnail of BAB I-III] Text (BAB I-III)
01. BAB I-III.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (565kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB IV] Text (BAB IV)
02. BAB IV.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (919kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB V] Text (BAB V)
03. BAB V.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (7kB) | Request a copy
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
04. BAB Daftar Pustaka.pdf - Submitted Version

Download (612kB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
05. Lampiran.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Proses fermentasi digunakan untuk meningkatkan kualitas gizi pada bekatul. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan bekatul fermentasi dan tanpa fermentasi dari aspek kandungan nilai gizi, senyawa bioaktif, aktivitas antioksidan, dan studi in vivo. Dari 310 artikel yang diperoleh, 50 artikel lolos screening dan dilakukan analisis deskriptif dan Confidence Interval (CI). Hasil perhitungan CI menunjukkan bahwa peningkatan paling tinggi nilai rata-rata kadar abu terjadi pada fermentasi 72 jam (15,63% [95% CI 12,94, 18,33]), protein pada fermentasi 96 jam (24,57% [20,89, 28,24]), dan serat kasar pada fermentasi 96 jam (14,43% [12,95, 15,91]). Penurunan lipid paling tinggi terjadi pada fermentasi 96 jam yaitu menjadi 16,23% (5,96, 26,5). Hasil dari perhitungan t-Test menunjukkan bahwa nilai rata-rata nilai TSF pada bekatul yang difermentasi dengan R. oligosporus dan R. oryzae meningkat signifikan (p>0,05) yaitu 1,57 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan bekatul tanpa fermentasi. Nilai rata-rata aktivitas antioksidan pada bekatul yang difermentasi dengan R. oligosporus dan R. oryzae juga meningkat signifikan (p>0,05) yaitu 1,36 kali lipat dan 1,31 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan bekatul tanpa fermentasi. Hasil t-Test menunjukkan bahwa bekatul yang difermentasi menggunakan R. oryzae memiliki nilai rata-rata TSF dan aktivitas antioksidan yang berbeda signifikan dengan bekatul yang difermentasi menggunakan R. oligosporus (p>0,05). Untuk parameter ferulic acid, sinapic acid, p-coumaric acid, siringic acid, caffeic acid, vanillic acid, dan studi in vivo dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Proses fermentasi meningkatkan ferulic acid hingga 5,17 kali lipat, menurunkan p-coumaric acid sebesar 4,36%, meningkatkan sinapic acid 1,86 kali lipat, dan meningkatkan siringic acid 1,72 kali lipat dibandingkan dengan bekatul tanpa fermentasi. Caffeic acid dan vanillic acid hanya terdeteksi pada bekatul fermentasi, sebesar 4,86 μg/mL dan 16,41 μg/mL. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses fermentasi dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan sejumlah senyawa bioaktif, aktivitas antioksidan, dan nilai gizi bekatul.

Item Type: Thesis (Tugas Akhir (S1) - )
Uncontrolled Keywords: bekatul tanpa fermentasi, bekatul fermentasi, meta analisis
Subjects: Food Science and Technology > Food Chemistry
Thesis > Thesis (S1)
Divisions: Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer > Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Depositing User: Opin Oktavia
Date Deposited: 25 Sep 2020 14:37
Last Modified: 25 Sep 2020 14:37
URI: http://repository.bakrie.ac.id/id/eprint/4165

Actions (login required)

View Item View Item