Rizkianti, Gladys Naval (2025) ANALISIS WACANA OVERCLAIM PRODUK WHITENING DAN PAPARAN KANDUNGAN BERBAHAYA SKINCARE SSSKIN DALAM REVIEW TIKTOK @DOKTERDETEKTIF MELALUI SEMIOTIKA SOSIAL M.A.K HALLIDAY. Tugas Akhir (S1) - thesis, Universitas Bakrie.
![]() |
Text (Cover)
00. Cover.pdf - Accepted Version Download (461kB) |
![]() |
Text (BAB I-III)
01. BAB I - III.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB IV)
02. BAB IV.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB V)
03. BAB V.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (267kB) | Request a copy |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
04. Daftar Pustaka.pdf - Accepted Version Download (221kB) |
![]() |
Text (Lampiran)
05. Lampiran.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (394kB) | Request a copy |
Abstract
Fenomena overclaim dalam industri skincare Indonesia semakin marak, terutama melalui media sosial yang menjadi sarana utama promosi dan edukasi. Salah satu kasus yang menonjol adalah konflik antara akun TikTok @dokterdetektif dengan brand skincare SSSKIN, yang memperlihatkan praktik klaim berlebihan pada produk kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wacana overclaim yang terbentuk melalui konten review skincare SSSKIN pada akun TikTok @dokterdetektif. Fenomena overclaim dipahami sebagai klaim berlebihan terhadap manfaat produk yang tidak sepenuhnya dapat dibuktikan secara ilmiah dan berpotensi menyesatkan konsumen. Kajian ini menggunakan teori wacana semiotika sosial M.A.K. Halliday dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh dari konten video TikTok yang diunggah oleh @dokterdetektif, kemudian dianalisis melalui dimensi field, tenor, dan mode of discourse. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana overclaim dalam industri skincare muncul melalui klaim produk SSSKIN yang menekankan manfaat whitening secara berlebihan dan tidak sesuai dengan prinsip Etika Pariwara Indonesia (EPI) yang menuntut kejujuran, kebenaran, dan tanggung jawab. Konten review @dokterdetektif berhasil membongkar wacana tersebut dengan menghadirkan narasi edukatif yang mudah dipahami masyarakat. Relasi kuasa dalam wacana ini memperlihatkan pergeseran otoritas: brand tidak lagi menjadi sumber utama legitimasi, melainkan figur edukatif yang memperoleh kepercayaan publik. Audiens turut berperan aktif dengan menyuarakan pentingnya sikap kritis dalam memilih skincare, sementara @dokterdetektif dipandang sebagai “hero” khususnya bagi perempuan karena berani menyuarakan hasil uji laboratorium secara jujur. Peran TikTok sebagai media sosial berbasis video pendek juga berpengaruh besar dalam mempercepat penyebaran wacana. Algoritma dan format konten yang mudah viral membuat perseteruan antara @dokterdetektif dan Shella Saukia selaku founder SSSKIN menjadi isu publik yang luas. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena overclaim tidak hanya menyangkut praktik promosi, tetapi juga kontestasi wacana di ruang digital, yang menegaskan pentingnya etika komunikasi pemasaran dan transparansi klaim produk dalam industri skincare.
Item Type: | Thesis (Tugas Akhir (S1) - ) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wacana, Overclaim, Skincare, TikTok, Semiotika Sosial, Dokter Detektif |
Subjects: | Communication Science > Digital Communication Communication Science > Semiotics and Consumer Culture Communication Science > Social Media Thesis > Thesis (S1) |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial > Program Studi Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Gladys Naval Rizkianti |
Date Deposited: | 12 Sep 2025 08:46 |
Last Modified: | 12 Sep 2025 08:46 |
URI: | https://repository.bakrie.ac.id/id/eprint/12604 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |